Cute Box Frog

Selasa, 19 November 2013

Buaya di Indonesia, Ciri dan Macam Jenisnya

Indonesia memiliki 7 (tujuh) spesies (jenis) buaya dari seluruh spesies buaya yang ada di dunia. Macam spesies (jenis) buaya di Indonesia antara lain buaya muara (Crocodylus porosus), buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis), buaya irian (Crocodylus novaeguineae), buaya kalimantan (Crocodylus raninus), buaya mindoro (Crocodylus mindorensis), buaya senyulong (Tomistoma schlegelii), dan buaya sahul (Crocodylus novaeguineae).
Buaya merupakan nama Indonesia untuk menyebut berbagai jenis reptil dari famili (suku) Crocodylidae. Selain disebut buaya, reptil ini juga dikenal dengan nama yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia seperti buhaya (Sunda dan Banjar), baya atau bajul (Jawa),bekikok (Betawi), bekatak, atau buaya katak (buaya bertubuh kecil gemuk), senyulong,buaya jolong-jolong (Melayu). Dalam bahasa Inggris buaya disebut crocodile.
Buaya merupakan hewan purba yang hanya mengalami sedikit perubahan evolusi semenjak zaman dinosaurus. Boleh dikatakan, buaya yang ada saat ini dengan yang ada pada zaman dinosaurus dulu relatif tidak berubah.
Mengenal Ciri Buaya. Berbagai macam jenis (spesies) buaya termasuk spesies buaya di Indonesia memiliki ciri-ciri yang hampir sama. Pada umumnya buaya mempunyai habitat di perairan air tawar seperti danau, rawa dan sungai, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara.
Buaya merupakan pemangsa penyergap yang menunggu mangsanya mendekat lalu menerkamnya tiba-tiba. Mangsa buaya meliputi ikan, burung, dan beberapa mamalia.
Selain mampu bergerak dengan cepat dan tiba-tiba buaya mempunyai kemampuan mencengkeram yang kuat pada rahang mulutnya. Tekanan gigitan rahang buaya dipercaya sebagai yang terkuat. Tetapi anehnya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya sangat lemah. Buaya terbukti tidak mampu membuka mulutnya dari lakban yang dililitkan beberapa kali saja.
Mengenal Macam Jenis Buaya Indonesia. Buaya di Indonesia terdiri atas 7 jenis. Jenis (spesies) tersebut antara lain:
  • Buaya muara (Crocodylus porosus)
Buaya muara jenis yang paling sering ditemukan di Indonesia
Buaya muara merupakan spesies buaya yang terbesar, terpanjang dan terganas di antara jenis-jenis buaya lainnya di dunia. Buaya muara juga memiliki habitat persebaran yang sangat luas, bahkan terluas dibandingkan spesies buaya lainnya. Buaya muara dapat ditemukan mulai dari Teluk Benggala (India, Sri Langka, dan Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji. Indonesia menjadi habitat terfavorit bagi buaya muara selain Australia.
  • Buaya siam atau buaya air tawar (Crocodylus siamensis)
Buaya siam, masuk daftar Critically Endangered (Kritis)
Buaya Siam diperkirakan berasal dari Siam. Buaya siam selain di Indonesia dapat dijumpai pula di Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, dan Kamboja. Di Indonesia, buaya siam hanya terdapat di Jawa dan Kalimantan.
  • Buaya irian (Crocodylus novaeguineae)
Buaya irian hanya terdapat di pulau Irian (Indonesia dan Papua Nugini). Bentuk tubuh buaya yang hidup di air tawar ini menyerupai buaya muara hanya berukuran lebih kecil dan berwarna lebih hitam.
  • Buaya kalimantan (Crocodylus raninus)
Buaya kalimantan mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan buaya muara. Lantaran itu buaya yang hanya dapat ditemui di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan ini statusnya masih menjadi perdebatan para ahli.
  • Buaya mindoro (Crocodylus mindorensis)
Buaya mindoro, Critically Endangered
Buaya mindoro semula termasuk anak jenis (subspesies) dari buaya irian (Crocodylus novaeguineae) tapi kini buaya ini di anggap sebagai jenis tersendiri. Buaya mindoro di Indonesia dapat ditemukan di Sulawesi bagian timur dan tenggara.
  • Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii)
Buaya senyulong, mulutnya lebih sempit
Buaya senyulong tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Yang membedakan buaya senyulong dengan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang relatif sempit.
  • Buaya sahul (Crocodylus novaeguineae)
Buaya sahul sebenarnya sama atau masih dianggap satu jenis dengan buaya irian. Namun oleh beberapa ahli taksonomi buaya sahul yang hanya tersebar di Papua bagian selatan ini diusulkan untuk menjadi spesies tersendiri.
Konservasi Buaya. Empat jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni buaya irian (Crocodylus novaeguineae), buaya muara (C. porosus), buaya siam (C. siamensis), dan buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii) merupakan satwa yang dilindungi oleh undang-undang berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Buaya siam dan buaya mindoro merupakan buaya yang mulai langka dan dimasukkan dalam status konservasi Critically Endangered (Critis) oleh IUCN Redlist. Buaya senyulong dimasukkan dalam status konservasi Terancam Punah (Endangered). Sedangkan spesies buaya lainnya seperti buaya muara dan buaya irian didaftar dalam status konservasi berisiko rendah (Least Concern).
Semoga saja jenis-jenis buaya di Indonesia ini masih terus mampu bertahan darikepunahan sehingga anak cucu kita kelak masih mengenal macam jenis buaya di Indonesia ini. Tidak hanya sekedar buaya darat saja.

CICAK (Cosymbotus platyurus)

Deskripsi :
Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek  dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae. Kepala berbingkul-bingkul, bersegi-segi dan berkerinyut seperti kakek-kakek.
Klasifikasi :
Kingdom : AnimaliaFilum : Chordata,  Class : ReptiliaOrdo : SquamataFamily : GekkonidaeGenus :CosymbotusSpesies C. platyurus.

Allosaurus

 

Sobat readers, sekarang kita bahas tentang Allosaurus ya!

Allosaurus adalah karnivora yang bertenaga dan kuat. Allosaurus berjalan pada 2 kaki. Kepalanya besar, lehernya tergolong panjang dan berotot. Giginya melengkung ke dalam dan bergerigi seperti pisau steik. Memungkinkannya untuk memotong daging dan kulit-bahkan kulit yang sangat keras-giginya akan mencengkram mangsanya dan mencegahnya untuk melarikan diri. Kaki depan dengan 3 jari milik Allosaurus punya cakar yang kuat dan agak tumpul. Ideal untuk mengais & menggali ke dalam daging segar. Kawanan Allosaurus bisa memburu Camptosaurus raksasa dan bahkan Stegosaurus yang berbahaya. Allosaurus juga punya tonjolan bertulang yang aneh di kepalanya. Mungkin saja bisa digunakan untuk mengenali member suatu kawanan, atau untuk membedakan jantan dengan betina. Allosaurus bisa mencapai kecepatan sekitar 30 km/jam. Dengan lompatan sejauh 3 meter! Selama berlari, Allosaurus menundukkan kepalanya. Badannya paralel dengan tanah dan ia menggunakan ekornya yang panjang dan kaku sebagai penyeimbang agar tetap stabil. Dibawah ini adalah beberapa penjelasan tentang Allosaurus.

 
Arti nama: Allosaurus berarti " Kadal yang berbeda"
Penemu:  O.C. Marsh, pada tahun 1877
Klasifikasi: Saurischia, Theropoda, Allosauridae
Tempat: Ditemukan di Eropa, Afrika, Amerika Utara, Asia, India, dan Australia
Dimensi: Panjang: 12 meter, tinggi: 5 meter, berat: 3 ton
Makanan: Karnivora


TOKEK (Gekko gecko)

Deskripsi :
Kulit punggung tokek tertutupi oleh sisik-sisik granular, bercampur dengan bintil-bintil yang agak besar. Pupil mata tegak bentuk jorong, dengan tepi yang bergerigi. Jari-jari kaki depan dan belakang tumbuh sempurna, melebar di ujung, terkadang dengan selaput di antara pangkal jari, cakar (kuku) terdapat pada jari-jari sebelah luar, sisi bawah jari dengan sederetan bantalan pelekat (disebut scansor) yang berkembang baik dan tidak berbelah (berbagi). Terdapat pula pori-pori preanal atau preano-femoral, serta bintil post-anal.
Klasifikasi :
Kingdom : AnimaliaFilum ChordataKelas : ReptiliaOrdo : SquamataFamili : GekkonidaeGenus :GekkoSpesies Gekko gecko

Penjelasan Kadal Panana / Bluetongue

                 Kadal panana disebut juga bluetongue yang artinya lidah biru. Ia memiliki lidah yang bewarna biru. hewan ini termasuk ke dalam ordo reptil. Kadal ini termasuk golongan omnivora yaitu pemakan daging dan tumbuhan. Kadal ini bereproduksi dengan cara ovovivivar ( bertelur dan beranak ). Kadal Panana banyak ditemukan didaratan Australia terkecuali jenis Tiliquas Gigas yang terdapat disebagian daerah pulau Indonesia. Kadal Panana / Bluetongue berhabitat diiklim tropis dan sub-tropis.
                                                                                                             

Tropis
Subtropis
                                                                                 

     
                      Motif kulit reptil yang satu ini seperti ular dan Ia tidak berbisa tidak seperti ular kobra, dan reptil lainnya yang memiliki bisa. Kadal tersebut juga mengganti kulitnya setiap 1 bulan sekali atau lebih dari satu bulan. Kadal Panana pun suka bersembunyi di lubang batang kayu yang sudah mati dan dia juga suka bersembunyi di pasir.


Sumber : http://kadalpanana-pandu.blogspot.com/2011/12/penjelasan-kadal-panana-bluetongue.html

Bunglon Kadal yang Bisa Berubah Warna

Bunglon adalah sejenis kadal kecil yang biasa hidup di pohon. Bunglon adalah hewan yang eksotis dari kelas reptil (kadal). Tampilannya mirip hewan purba. Bentuk rupanya sangat mirip dengan kerabatnya yaitu kadal iguana.Gambar foto bunglon Meller

Bunglon Meller sedang menyamarkan diri di pohon
Anatomi
Sepintas hewan ini sangat mirip dengan iguana, tetapi jauh lebih kecil. Bunglon jantan biasanya mempunyai tanduk, sirip dan gelambir leher di kepalanya. Ada yang berukuran hanya 2,5 cm seperti bunglon Brookesia, tetapi spesies-spesies lainnya dapat mencapai 60 cm. Bunglon biasanya mempunyai tubuh panjang dan agak pipih dan ekor yang dapat digunakan untuk berpegangan di dahan. Seperti kadal lainnya bunglon memiliki kulit yang bertekstur kasar. Kaki belakang mempunyai dua jari sebelah dalam dan tiga jari sebelah luar. Kaki depan memiliki susunan jari-jari sebaliknya.
Mata yang menonjol hampir tertutup seluruhnya oleh kelopak mata, menyisakan sedikit bagian yang terbuka. Kedua matanya dapat melihat ke dua arah yang berbeda ke segala arah. Lidahnya berguna untuk menagkap mangsa, yang bisa dijulurkan lebih panjang dari tubuhnya. Bunglon menembak mangsanya dengan lidahnya hanya dalam waktu 0,07 detik.

Bisa Berubah Warna Kulit
Hewan kecil ini terkenal karena kemampuannya mengubah warna kulit untuk meniru lingkungan sekitarnya. Warna kulit bunglon biasanya hijau, kuning atau coklat. Bunglon dapat mengubah warna kulitnya. Bunglon biasanya mengubah warna kulitnya saat terkena rangsangan seperti cahaya, temperatur dan emosi. Misalnya saat marah bunglon cenderung mengubah warna kulitnya menjadi lebih gelap. Kemampuan mengubah warna kulit dimanfaatkan bunglon untuk mencari mangsa dan melindungi diri dari predator (pemangsa) dengan cara meniru warna lingungan di sekitarnya.

Habitat
Bunglon adalah reptil yang umumnya banyak menghabiskan waktunya di pohon (hewan arboreal). Tetapi ada juga jenis bunglon yang biasa hidup di tanah misalnya bunglon Brookesia yang biasa hidup di tanah dalam hutan. Bunglon terdapat di semua benua dengan spesies yang bervariasi.

Makanan
Umumnya bunglon makan serangga seperti belalang, jangkrik, kumbang kecil, dan serangga lainya.  Spesies bunglon yang lebih besar ada yang memangsa anak burung dan tikus.

Reproduksi
Umumnya bunglon berkembang biak dengan bertelur (ovivar), tetapi ada juga spesies bunglon yang bertelur dalam perut dan membesarkan anaknya di dalam perut sebelum dilahirkan (ovovivivar).  Spesies bunglon yang bertelur memiliki telur setelah 3-6 minggu setelah kawin. Bunglon betina akan turun ke tanah dan mulai menggali lubang antara 10 – 30 cm tergantung spesies bunglon. Betina akan masuk ke dalam liang tersebut untuk bertelur.  Spesies bunglon Brookesia bertelur 2 – 4 butir. Spesies bunglon berkudung (Chamaeleo calyptratus) memiliki 80 – 100 telur. Ukuran telur dan bayi bunglon yang baru menetas bervariasi tergantung spesies. Biasanya telur akan menetas setelah 4-12 bulan bergantung spesiesnya.
Spesies bunglon yang bertelur beranak (ovovivivar) seperti bunglon Jackson (Trioceros jacksonii) memiliki masa kehamilan 5 – 7 bulan. Masing-masing anak akan lahir dalam membran lengket yang merupakan kantong kuning telur. Induknya akan menempelkan telur tersebut pada ranting dimana membran akan pecah dan bayi bunglon bisa keluar. Spesies bunglon ini bisa memiliki 30 ekor anak sekaligus sekali kehamilan.

Vektor Penyakit (Pembawa Penyakit)
Bunglon seringkali membawa parasit nematoda seperti cacing  Filaria (penyebab penyakit filariasis atau penyakit kaki gajah) dan cacing gelang.  Bunglon juga  sering membanwa parasit protozoa berupa Plasmodium (penyebab malaria), Trypanosoma (penyebab penyakit tidur), dan Leishmania (penyebab penyakit lesmaniasis).


Taksonomi Bunglon
Klasifikasi ilmiah bunglon adalah sbb.
Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Reptilia, Ordo: Squamata, Sub-ordo: Lacertilia, Infra-ordo: Iguania, Famili: Chamaeleonidae,
Sub-famili Chamaeleoninae dan Brookesiinae.
Sub-famili Chamaeleoninae terdiri dari beberapa genus: Archaius, Bradypodion, Calumma, Chamaeleo, Furcifer,  Kinyongia, Nadzikambia, Trioceros.
Sub-famili Brookesiinae terdiri dari beberapa genus: Brookesiinae, Brookesia, Rieppeleon, Rhampholeon.

Sumber : http://olvista.com/fauna/bunglon-kadal-yang-bisa-berubah-warna/

Sabtu, 09 November 2013

Komodo

Komodo atau Biawak Komodo (Varanus komodoensis), merupakan spesies reptil terbesar di dunia yang terdapat di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara, Indonesia. Komodo yang ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun 1910.
Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satu diantara 3 satwa nasional Indonesia. Komodo sebagai satwa bangsa mendampingi burung elang jawa (satwa langka) dan ikan siluk merah (satwa pesona). Komodo juga ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur.

Komodo dragon, biawak terbesar dan terunik
Komodo dalam bahasa latin disebut sebagai Varanus komodoensis. Oleh masyarakat setempat biasa dinamakan Ora. Beberapa nama lain komodo seperti Biawak Komodo, Komodo Dragon, Komodo Island Monitor, dan Komodo Monitor.
Habitat komodo yang hanya terdapat di beberapa pulau di Nusa Tenggara yang termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo juga mendapat apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
Ciri-ciri dan Perilaku Komodo.Komodo (Varanus komodoensis) menjadi reptil terbesar di dunia yang mempunyai panjang tubuh mencapai 3 meter dan berat 70 kg. Spesimen liar terbesar yang ditemukan mempunyai panjang 3.13 meter dengan berat 166 kilogram (termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya). Meskipun untuk spesies komodo yang hidup di penangkaran mampu memiliki berat yang lebih besar.
Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam masing-masing sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap berganti. Pada giginya terdapat jaringan gingiva yang sering tercabik saat makan. Karenanya sering kali ditemua sedikit darah pada air liur komodo. Air liur ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal bagi sejenis bakteri mematikan yang hidup di mulut komodo.
Lidah komodo panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan berukuran lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata. Sementara kulit komodo betina berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun kurang baik melihat di kegelapan malam. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer.

Komodo mampu berdiri di atas kedua kakinya
Mangsa biawak komodo amat bervariasi, mencakup aneka avertebrata, reptil lain (termasuk pula komodo yang bertubuh lebih kecil), burung dan telurnya, mamalia kecil, monyet, babi hutan, kambing, rusa, kuda, dan kerbau. Komodo muda memangsa serangga, telur, cicak, dan mamalia kecil.
Biawak komodo (Varanus komodoensis) aktif pada siang hari, walaupun terkadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil terbesar di dunia ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak dekat, dapat berenang menyelam hingga sedalam 4.5 meter. Komodo juga pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat.Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang tubuh.
Habitat dan Persebaran. Komodo atau Ora (Varanus komodoensis) secara alami terdapat di pulau Komodo, Flores dan Rinca, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Pulau-pulau tersebut termasuk dalam wilayah Taman Nasional pulau Komodo yang merupakan salah satu finalis New 7 Wonders of Nature.
Komodo hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak terbesar ini menyukai tempat panas dan kering. Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya.
Konservasi dan Populasi. Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan sehingga oleh IUCN Redlist dikatagorikan dalam status konservasi Rentan (Vurnerable). CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species) telah menetapkan bahwa perdagangan komodo, kulitnya, dan produk-produk lain dari hewan ini adalah ilegal.
Sekitar 4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor, Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak.

Komodo di tepi pantai
Bertolak dari kekhawatiran ini, sejak tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar. Belakangan ditetapkan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian komodo.
Aktivitas vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, kebakaran, berkurangnya mangsa, meningkatnya pariwisata, dan perburuan gelap; semuanya menyumbang pada status rentan yang disandang komodo.
Tentang komodo ini memang tidak ada kata lain selain satwa yang amat unik yang telah dianugerahkan kepada bumi Indonesia. Maka sudah tidak ada tawar menawar lagi kita musti melindunginya. Dan kini, ketika terbuka kesempatan akan pengakuan dunia pada keunikan Taman Nasional Komodo sebagai habitat alami komodo dragon satu yang musti kita lakukan, dukung komodo sebagai salah satu keajaiban dunia.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Reptilia; Ordo: Squamata; Upaordo: Autarchoglossa; Famili: Varanidae; Genus: Varanus; Spesies:Varamus komodoensis
Referensi: Berbagai sumber termasuk wikipedia